Pages

Minggu, 25 Oktober 2009

NEKAD DAN TEKAD

***Ini tentang nikah...

Berbicara tentang nikah memang tidak akan ada habisnya, terlihat dari sekian banyak tulisan yang membahasnya. Tulisan yang satu ini bukan untuk ikut-ikutan, atau sedang kehabisan tema, juga bukan sedang tertular VPN (Virus Pengen Nikah) karena penulis tidak menganut “Aliran Cepat Nikah”. Tapi tulisan ini hanya ingin melampiaskan hasrat ingin menulis dari hasil bincang-bincangku dengan seorang akhwat kemaren sore. Jika anda bosan dengan tema yang “Ini Lagi Ini Lagi”, silahkan mengganti link anda sekarang juga. Trimakasih..

***Udah tekad, nekad aja...

Kisah tentang sebuah tekad untuk menikah yang butuh modal nekad (nekad itu lahir karena ada ilmu tentunya). Seorang ikhwan yang kukenal, akan melangsungkan pernikahan 2 minggu lagi. Dahsyat..!! saat kuliah belum selesai, kerja yang masih sambilan, tabungan yang baru dimulai, tak melunturkan tekadnya untuk menikah. Teman akhwatku berkomentar, itu karena ilmu yang dimilikinya tentang manfaat menikah dan kesanggupannya untuk mempraktekkan ilmu itu, maka terKithbahlah si akhwat yang dipilihnya. Okay.. spakat.. semua karena ilmu + keberanian + tekad + nekad = nikah. Aha?! Rumus baru nih.. (saya tidak menganjurkan rumus ini digunakan).


[Untuk sekedar memberi tau, tulisan ini hanya pelampiasan hasrat ingin menulis di malam-malam buta. Jika anda ingin menyudahi membacanya, maka anda belum terlambat]

***Biaya bukan kendala...

Ups.. masalah yang satu ini membuat kita jadi parno untuk cepat-cepat menikah (kita??). tapi tidak dengan ikhwan kenalanku ini, dengan tabungan yang sedikit ditambah tabungan pemberian akhwat ditambah infaq kerabat, dia tetap lanjut untuk menikah. Walaupun dana yang terkumpul masih bilangan satuan. Tapi tak menyurutkan semangatnya karena biaya bukan kendala.. satu lagi nih yang bikin aku tersenyum kagum, sampai H-2minggu mahar belum juga dibeli, faktornya tak lain dan tak bukan ‘biaya’ tentunya. Tapi, lagi-lagi, biaya bukan kendala, rencananya dia akan membeli mahar dengan gajinya bulan ini yang akan didapatkannya seminggu lagi atau H-1minggu. Subhannallah ya,, dia benar-benar tidak khawatir bagaimana menjalani hari-hari setelah pernikahan tanpa gaji untuk kehidupan sebulan kedepan. Itu semua karena ia yakin dengan pengaturan rizki yang sudah tertuliskan. Mmmm..jadi inget dengan tulisan Asma Nadia nih. Ntah comot dari mana ni tulisan, lupa, tapi ini nih potongan tulisannya

Surat untuk calon suamiku

Calon suamiku….

Aku maklum, bila sampai detik ini kau belum juga hadir. Permasalahan yang menimpa kaum muslimin begitu banyak. Kesemuanya membentuk satu daftar panjang dalam agenda kita. Aku yakin ketidakhadiranmu semata-mata karena kesibukan dakwah yang ada. Satu kerja mulia, yang hanya sedikit orang terpanggil untuk ikut merasa bertanggung jawab. Insya Allah, hal itu akan membuat penantian ini seakan tidak pernah ada.

Calon suamiku….

Namun jika engkau memang disediakan untukku di dunia ini, bila kau sudah siap untuk menambah satu amanah lagi dalam kehidupan ini, yang akan menjadi nilai plus di hadapan Allah (semoga), maka datanglah. Tak usah kau cemaskan soal kuliah yang belum selesai, atau pekerjaan yang masih sambilan. Insya Allah, iman akan menjawab segalanya. Percayakan semuanya pada Allah. Jika Dia senantiasa memberikan rizki, padahal kita tidak dalam keadaan jihad di jalan-Nya, lalu bagaimana mungkin Allah akan menelantarkan kita, sedangkan kita senantiasa berjihad di sabil-Nya?!

Banyaklah berdoa, Calon Suamiku, di manapun engkau berada. Insya Allah, doaku selalu menyertai usahamu.


NB: Ngomong-ngomong, nama kamu siapa, sih?



Hhihihi.. mantep ni tulisan..Yukh kita ulang kalimat terakhirnya Jika Dia senantiasa memberikan rizki, padahal kita tidak dalam keadaan jihad di jalan-Nya, lalu bagaimana mungkin Allah akan menelantarkan kita, sedangkan kita senantiasa berjihad di sabil-Nya?! Tu kan.. keyakinan dan imanlah yang akan menjawab segalanya. So, tunggu apa lagi??
Hoho. Tulisan ini sama sekali tidak menganjurkan anda untuk cepat-cepat menikah. Tapi, hanya mengundang ketertarikan anda untuk ke arah sana (jiah.. dubrak.. ). Ga kok, itu semua Balik lagi kepemikiran masing-masing orangnya. Kalau saya memilih untuk TCN (tidak cepat nikah). Bagaimana dengan anda??


: : mohon maaf atas kekecewaan dari tulisan ini. Sesungguhnya, penulis hanya ingin mengundang rasa ngantuk yang tak kunjung datang. Jadi, sekali lagi mohon maaf atas segala khilaf kata. Minal aidil wal faizin mohon maaf lahir dan bathin : :

0 komentar:

Posting Komentar