Pages

Rabu, 12 Mei 2010

Islam yang Memimpin, Pemimpin yang Islami. Siapa takut…

Oleh : Mashita Ulfah Sasmita

Suatu hari di Negri Antah Barantah hiduplah sekelompok masyarakat yang makmur lagi akur. Negri itu dipimpin oleh seorang Raja yang Bijaksana, tampan dan kaya raya, serta baik hati dan tidak sombong. Disana berdiri sebuah istana yang megah dan kebun-kebun yang dipersiapkan untuk kemakmuran rakyatnya. Di Negri itu, semua hidup bahagia. Tidak ada yang mendzalimi dan tidak ada yang terdzalimi. Oh… Sungguh, Negri impian. Tapi, sayang seribu kali sayang. Negri itu hanya ada di dongeng belaka. Layaknya kisah Nirmala. Sebuah kisah yang akankah terjadi saat ini?

~~

Kota ini kembali semarak dengan poster-poster berbagai rupa. Wajah-wajah “selebriti” itu kembali menyesaki sudut-sudut jalan kota industri yang menyebut dirinya “digital island” ini. Ada yang mendadak ganti nama agar matching dengan pasangannya. Ada yang memajang foto pacarnya ntah untuk tujuan apa. Ada yang menyisir rapi rambutnya dan tampak di paksa “memuda-mudakan” wajahnya. Yang semuanya satu tujuan. Agar menarik hati rakyat untuk dipilih.

**Ayo.. ayo… dipilih-dipilih. Sayang rakyat sayang rakyat..**

Kembali menghangatnya pemilihan Pemimpin di Provinsi ini untuk Lima tahun ke depan, perlunya kesadaran kita untuk memahami dan mengetahui profil pemimpin yang memiliki karakteristik islami. Karena tidak sedikit orang mempersepsikan kepemimpinan itu hanya sebatas “kekuasaan dan keuntungan” belaka. Padahal pemimpin dalam Islam ibarat sebuah hati. Jika baik maka baiklah ummat dan jika jahat maka binasalah ummat.

**Siapa yang tidak ingin binasa, maka pilihlah pemimpin yang islami. jika tidak ada, maka jadikanlah diri anda sang calon pemimpin islami itu**

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengingatkan dengan sebuah haditsnya melalui Abi Hurairah Radliallahu ‘Anhu: “akan datang setelahku para pemimpin, orang baik akan menjadi pemimpin kalian dengan kebaikannya, dan orang jahat akan menjadi pemimpin kalian dengan kejahatannya. Maka dengarlah mereka, dan taatilah segala hal yang sesuai dengan kebenaran. Jika mereka berbuat baik, maka kebaikan itu menguntungkan kalian dan mereka juga, dan apabila mereka berbuat jahat, maka kalian akan mendapatkan pahala ketaatan, dan mereka akan mendapatkan dosa kejahatannya.”

Tidak usah jauh-jauh berbicara tentang mereka yang memampang wajah-wajahnya dipinggir jalan –karena mereka belum tentu membicarakan kita (rakyatnya)—cobalah berbicara tentang diri kita sendiri. Sudahkah kita menjadi seperti pemimpin “tempo dulu” yang mengangkat gandum dipundaknya ketika rakyatnya menangis kelaparan? Adakah kita khawatir tentang seekor unta yang terperosok dijalan yang berlubang yang terjadi saat kepemimpinan kita, Yang menyadari bahwa hal itu akan dipertanyakan mengapa jalan bisa berlubang yang mengakibatkan seekor unta terperosok? Seperti merekakah kita? Yang mematikan lampu dirumah dinas ketika ingin berbicara masalah keluarga bersama anaknya, karena sadar bahwa lampu dirumah dinas dibayar Negara dan seharusnya dipergunakan pun untuk kepentingan Negara. Masih maukah kita mengembala kambing dan tidur dibawah pohon sambil menunggu kambing-kambingnya kenyang ketika jabatan pemimpin sedang kita sandang? Masih bisakah kita sesederhana itu, ketika kemewahan pemimpin ada didepan mata?

Jangan hanya bisa menuntut. Mana Umar?? Aku rindu Abu bakar… tapi mengapa kita tidak berusaha untuk menjadi seperti yang dunia ini butuhkan. Sosok Umar dan Abu Bakar mungkin memang telah tiada. Tapi kisahnya, tidak akan lekang oleh waktu. **mari kita tiru**

Tentang karakteristik pemimpin Islami,

1. 1. Beriman dan bertakwa (pastinya). “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin (pelindung) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa yang berbuat demikian niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah.” (QS 3: 28). Kepemimpinan terikat erat dengan pencapaian suatu cita-cita, untuk itulah kepimimpinan harus berada di dalam genggaman tangan seorang pemimpin yang beriman kepada Allah Subhanallahu wata’ala.

2. 2. Jujur yang bermoral (tentunya). Pemimpin Islami haruslah jujur baik kepada dirinya sendiri maupun kepada pengikutnya sehingga akan menjadi contoh terbaik yang sejalan antara perkataan dengan perbuatannnya. Selain itu perlu memiliki moralitas yang baik, berakhlak terpuji, teguh memegang amanah, dan tidak suka bermaksiat kepada Allah seperti korupsi, manipulasi, dusta, dan khianat.

3. 3. Kompeten dan berilmu pengetahuan (penting banget). Seorang pemimpin yang Islami haruslah orang yang memiliki kompetensi dalam bidangnya, sehingga orang akan mengikutinya karena yakin dengan kemampuannya. Selayaknya seorang pemimpin, selain memiliki pengetahuan agama yang dalam juga mempunyai pengetahuan yang luas mencakup pengetahuan tentang administrasi kenegaraan, politik, ekonomi, sosial dan hukum. Allah SWT menggambarkan profil pemimpin seperti itu dalam Alquran: “Berkata Yusuf, ‘Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir), sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan’.” (QS 12: 55)

4. 4. Peduli terhadap rakyatnya (harus itu). “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS 9:128).

5. 5. Inspiratif. Pemimpin Islami harus mampu menciptakan rasa aman dan nyaman serta dapat menimbulkan rasa optismis terhadap pengikutnya.

6. 6. Sabar. Seorang pemimpin Islami haruslah mampu bersikap sabar dalam menghadapi segala macam persoalan dan keterbatasan serta tidak bertindak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan.

7. 7. Rendah hati. Seorang pemimpin Islami perlu memiliki sikap rendah hati, dengan tidak suka menampakkan kelebihannya (riya) dan menjaga agar tidak merendahkan orang lain.

8. 8. Musyawarah. Pemimpin yang Islami haruslah mencari dan mengutamakan cara-cara dan jalan musyawarah untuk memecahkan setiap persoalan.

oke, kalau sekarang kita belum bertemu dengan Umar-umar masakini, atau diri ini belum berhasil sedikit menyerupai Abu Bakar. Tapi, mari bertekad.

“Pemimpin yang menyerupai Umar Atau Abu Bakar akan lahir dari rahim saya”

“Pemimpin yang menyerupai Umar atau Abu Bakar akan keluar untuk berjihad dari rumah yang saya bangun” **

AllahuAkbar...!!!!