Pages

Senin, 13 April 2009

Menatap wajah-wajah kita yang bingung

“Akan datang suatu masa, dimana seorang mukmin tidak senang dengan kehidupannya kecuali dengan bersandar kepada orang munafik” (Muhammad bin Abdul Wahhab Ats Tsaqafi)

Bingung. Smoga kata ini tidak berlebihan untuk menggambarkan wajah-wajah kita hari ini. Wajah-wajah yang terkadang bersikap dan bertindak diluar kewajaran, ketika menghadapi atau menghendaki sesuatu. Beragam peristiwa yang kita saksikan, sering kali membuat hati kita miris, sudah sedemikian jauhkah cara kita menyelesaikan persoalan.
Kebingungan dimulai pertama kali dari penykit hati. Dalam tataran apapun. Sesudah itu adalah penyakit pikiran yang senantiasa salah persepsi, karena miskin ilmu dan fakir pengetahuan. Sisanya hanyalah pemicu. Ia bisa berupa sekarung emas, segepok duit, harta benda maupun harta bukan benda. Sekarung emas bisa membuat linglung. Segepok duit bisa membuat bingung. Tapi sesungguhnya bukan harta yang jadi masalah utama, tapi hati pemilik harta itu yang membuat dirinya memilih jalan bingung.
Maka, tatplah wajah kita dalam-dalam. Lalu renungkan. Wajah-wajah itu memang tampak lusuh. Bingung. Dan kacau, karena interaksi dan hubungan yang salah dengan Allah swt. Kalaupun kita tidak masuk dalam kelompok itu, maka tataplah lebih dalam lagi. Barangkali kita terjebak dalam hal yang lain. Coba kita rasakan, misalnya, betapa lamanya waktu satu jam di masjid, dan betapa singkatnya waktu dua jam ketika menikmati makanan di kafe atau pemutaran film dibioskop. Betapa susahnya merangkai kata-kata untuk dipanjatkan saat berdoa, dan betapa mudahnya mencari bahan obrolan, isu, dan gossip ketika sedang berkumpul dengan teman. Betapa sabarnya kita menyaksikan perpanjangan waktu dalam final sebuah pertandingan sepak bola, dan betapa bosannya kita mendengar ceramah atau khutbah yang sedikit kepanjangan. Jika kita tidak menemukan kenikmatan dalam beribadah, barangkali memang itu suatu bukti bahwa interaksi kita dengan-Nya sedang bermasalah. Maka renungkanlah, dan tataplah selalu wajah-wajah kita, mungkin kita sedang kebingungan.