Pages

Kamis, 18 Agustus 2011

BELAJAR DARI PEDANG ALLAH

Bismillah,

Ia dijuluki Saifullah (pedang Allah). Kekalahan kaum Quraisy pada perang badar merupakan pintu gerbang hidayahnya. Ketika perang badar beliau adalah komandan pasukan kaum Quraisy, pada saat itu beliau membawa pasukan yang banyak, melawan pasukan kaum muslimin yang hanya berjumlah sepertiga pasukannya. Tapi kemenangan justru diraih oleh pasukan yang jumlahnya hanya sepertiga itu. sekali lagi, kekalahan kaum Quraisy pada perang badar mengantarkan beliau pada hidayah keislamannya. Beliau komandan pasukan perang yang memiliki stategi-strategi perang yang jitu, dapat keok pada sebuah keajaiban tentang kekuatan 300 pasukan mengalahkan 1000 pasukan.

Adalah Khalid bin Walid. Si pedang Allah, pemilik strategi perang yang jitu, mendapatkan hidayah dari kekalahan pasukan yang ia komandoi.

**

Ketika masa kepemimpinan Abu bakar ia diamanahi untuk menjadi pemimpin pasukan perang, semua perang selalu dikomandoi olehnya dan selama itu pula pasukan mujahidin selalu mendapat kemenangan. Sebagai pemimpin pasukan, ia selalu berada dibarisan paling depan ketika pasukan mujahidin kembali dari medan perang yang kepulangan mereka akan disambut oleh kaum muslimin. Kaum muslimin akan berdiri disepanjang jalan untuk menanti para pasukan-pasukan mujahid itu. seperti halnya Yusuf Kalla dan Briptu Norman ketika kembali kekampung halaman mereka, seluruh masyarakat kota mereka tumpah ruah dijalan untuk menyambut sang “pahlawan” kampung mereka. Seperti itulah yang terjadi setiap pasukan mujahidin pulang dari medan perang. Sambutan untuk para pahlawan agama.

Sahabat Umar dapat berfikir dari sisi yang berbeda dalam menanggapi kesuksesan karir sang pedang Allah. Umar bin khatab mengkhawatirkan jika Khalid selalu diposisikan sebagai pemimpin pasukan dimana pasukannya selalu mendapatkan kemenangan tidak menutup kemungkinan kaum muslimin akan syirik kecil, yaitu berfikir bahwa kemenangan pasukan mujahidin diperoleh dari Khalid bin Walid. Kalau dituangkan dalam bahasa sekarang mungkin bisa berbunyi seperti ini “kalau pemimpin perangnya Khalid udah pasti menang deh” kemungkinan inilah yang ingin dihindari oleh Umar bin Khatab, sehingga pada saat kepemimpinannya ia memosisikan Khalid bin Walid tidak lagi menjadi pemimpin pasukan melainkan menjadi tukang pembawa pedang. Jika dijabatan yang dulu Khalid selalu berada dibarisan paling depan ketika kembali dari medan perang sehingga yang dilihat pertama kali oleh kaum muslimin adalah dirinya, tapi kini ia berada dibarisan paling belakang sehingga keberadaannya pun tak dipedulikan orang-orang.

Kondisi ini diketahui oleh kaum Quraisy, sehingga pemanfaatan kondisi pun tak mau mereka lewatkan. Kaum Quraisy menawarkan kepada Khalid bin Walid sebuah tawaran yang cukup menggoda iman. Kaum Quraisy berkata “hai Khalid, bergabunglah bersama kami, kami akan memosikan engkau sebagai pemimpin pasukan kami, bukankah Umar telah menghinamu dengan memposisikan engkau sebagai pembawa pedang padahal engkau adalah komandan yang handal?” kemudian dengan tegas dan percaya diri Khalid bin Walid berkata “aku berperang bukan karena Abu bakar, aku berperang bukan karena Umar bin Khatab, tapi aku berperang karena Allah”.

Akhirnya, Khalid bin Walid menemukan jawaban kenapa dulu pasukannya yang jumlahnya tiga kali lebih banyak bisa dikalahkan oleh pasukan muslimin, karena mereka berperang bukan karena Muhammad tapi mereka berperang karena Dzat yang menciptakan Muhammad. Lainhalnya dengan pasukan Quraisy yang berperang semata-mata karena nafsu duniawi.

Dimanapun posisinya Khalid bin Walid selalu memberikan kontribusi yang terbaik dan maksimal untuk agama ini. Tak peduli mendapat sanjungan taupun tidak, tak peduli dilihat orang ataupun tidak, tak peduli berada paling depan ataupun paling belakang. Dan bagaimanakah kita hari ini? Sudah selayaknya kita belajar dari sang pedang Allah ini. Bergerak dan bekerja karena Allah, bukan karena siapa-siapa dan bukan karena apa-apa. Hanya semata-mata untuk meraih keridhoanNya. Wallahu’alam.

Selamat bergerak dan bekerja. Semoga kita termasuk orang-orang yang meletakkan segala kegiatan untuk mencapai keridhoanNya. Selamat menjalankan proker.

Surat cinta untuk pengurus dan seluruh kader KAMMI Komisariat Batam, catatan ringan sepulang rapat dan ifthar jama’I bersama BPH. Ditulis dengan penuh cinta disertai dengan semangat perang badar, perang uhud, serta semangat kemerdekaan republik Indonesia. ^,^ 11 Agustus 2011 11.34 PM. MaTa

0 komentar:

Posting Komentar