Pages

Jumat, 23 April 2010

Tentang Rasa Syukur


masih ditempat yang sama. seperti dua hari yang lalu saat peristiwa mengharu-biru itu terjadi. di meja kerja ini. meja yang selalu beralih fungsi setiap saat. untuk kerja, makan, potong sayuran. tapi inilah pojok favorit kami.

aku masih disini, memandangnya, mendengarkan ia bicara, menerima lemparan-lemparan semangatnya yang berusaha aku tangkap. dia, gadis muda yang cantik jelita, tapi tak secantik jalan hidupnya, ia terus bercerita. tentang apa? tentang kehebatan Zat yang maha Dahsyat. dia bercerita, bagaimana sel-sel dalam tubuh bergerak dan bekerja tanpa komando, bagaimana setiap sel dalam tubuh mengenali sel satu dan yang lainnya, sehingga jika ada makhluk asing yang masuk mereka akan mengenalinya, apa lagi makhluk asing jahat, mereka akan terus memeranginya, burusaha keras mengusir makhluk asing itu, sehingga tubuh tempat ia tinggalpun semakin tak stabil, panas dingin tubuh dibuatnya, peristiwa inilah yang biasa kita sebut dengan "sakit demam". ya, sakit yang sebenarnya adalah proses dimana sel-sel berusaha agar tubuh ini tetap sehat, memerangi makhluk asing yang masuk.

berkali-kali lontaran kalimat "betapa dzalimnya diri ini" terlontar dari mulutnya. ia terus komat-kamit mengeluarkan ingatannya tentang buku yang baru ia baca, bahwa dokter terbaik adalah tubuh kita sendiri. dan diakhir cerita, ia mengatakan "subhanallah, beruntung sekali saya" deg.. dadaku tersentak, "beruntung?" batinku. hanya untuk sekedar mengingatkan--barangkali kamu lupa-- dua hari yang lalu kamu baru saja difonis penyakit mematikan, dan sekarang kamu bilang, "beruntung sekali saya" oohhh... tidak, mukaku kaku, pikiranku bergejolak, baru dua hari yang lalu seakan dunianya akan segera kiamat. oh.. ini berbicara tentang rasa syukur duhai saudaraku. ia merasa beruntung, dengan sakit yang dideritanya ia bisa lebih kenal sang pemberi nikmat, ia jadi tau bagaimana penciptaan sang Pencipta pada benda-benda mungil didalam tubuh yang bekerja diluar nalar manusia. ia berfikir, mungkin jika ia tidak sakit ia tidak akan pernah tau tentang itu semua, jika ia tidak sakit mungkin ia akan terus mendzalimi diri sendiri dengan gaya hidup tidak sehat.

karena sesungguhnya sel sehat dan sel kanker dimiliki semua orang, jadi semua manusia berpotensi terkena kanker, sekarang tergantung orangnya, mau memberi makan pada sel yang mana, yang sehat agar tubuh ini juga sehat, atau sel kanker yang berakibat pada aktifnya sel berbahaya itu..


sekali lagi,

ini tentang rasa syukur saudaraku.

sudahkah kita memilikinya hari ini?

sudahkah kita merasakannya hari ini??


yuuk

MARI BERSYUKUR...

^^

0 komentar:

Posting Komentar